Konsumsi Wortel Tidak Lantas Pertajam Penglihatan

Masih ingatkah Anda akan nasihat ibu untuk rajin makan wortel supaya penglihatan tidak terganggu? Sejumlah pihak menganggap keyakinan itu diturunkan dari propaganda Perang Dunia II yang merujuk kepada tajamnya mata para pilot Inggris saat melihat menembus malam (mereka sebenarnya memanfaatkan radar).

Emily Y. Chew, seorang pakar kesehatan mata Amerika Serikat (AS), mengatakan pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Chew berujar mengenai alasan pentingnya daun kale terhadap kesehatan mata dan bagaimana makanan menentukan kesehatan seseorang.

Tidak Lebih Baik, Tidak Juga Lebih Buruk

Nyaris setiap dokter akan meminta para pasiennya untuk mengonsumsi makanan kaya sayur dan ikan. Tak satu pun kajian Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menunjukkan bahwa kerusakan mata dapat diperbaiki, ujar Chew. “Penglihatan tak dapat diperbaiki, tetapi kerusakan lebih buruk dapat dihindari,” ujarnya.

Bagaimana dengan wortel? “[Sayuran] itu mungkin penting bagi tubuh. Tetapi, tidak ada bukti bahwa [wortel bermanfaat] secara khusus bagi mata,” ujarnya.

Kajian pertama NIH atas mata dan pola makan menjaring 5.000 pasien selama lebih dari satu dasawarsa. Pada 2001, kajian itu membuktikan bahwa suplemen mengandung vitamin C dan E, serta beta-karoten dan zinc mengurangi kerusakan mata terkait usia (AMD)—penyebab kebutaan utama AS—sebesar 25% dalam lima tahun.

“Kami juga mengamati kebiasaan makan orang dan menemukan bahwa bagi para pemakan daun hijau, seperti kubis-kubisan dan bayam, peluang mereka terkena AMD 40% lebih kecil” ketimbang orang yang jarang makan sayuran hijau, kata Chew, salah satu penulis kajian. Fakta serupa juga ditemukan pada orang yang mengonsumsi ikan kaya asam lemak omega-3 setidaknya dua kali sepekan.

Kajian itu menemukan bahwa lutein dan zeaxanthin dari keluarga karotenoid yang ada di sebagian besar dedaunan hijau adalah komponen utama macula, titik kecil dekat pusat retina yang bertanggung jawab atas penglihatan tajam. Asam lemak omega-3 banyak terdapat di retina. Beta-karoten, unsur dalam wortel, tidak ditemukan dalam mata.

Pada 2006, kajian lanjutan menunjukkan bahwa perkembangan AMD berkurang sebanyak 20% setelah formula khusus mengandung lutein dan zeaxanthin diberikan.

Faktor Genetis

Rotterdam Eye Study, kajian berkesinambungan yang bermula pada 1990, mempelajari gen dan pola makan. Temuannya mengejutkan. “Kajian membuktikan bahwa jika seseorang memiliki gen AMD yang jelek, faktor genetis dapat ditanggulangi jika ia mengonsumsi makanan kaya vitamin A, C, E, dan antioksidan lain seperti zinc, lutein, dan zeaxanthin,” ujar Chew.

Tak satu pun kajian sanggup membuktikan bahwa suplemen omega-3 sanggup mempengaruhi penglihatan. Namun, konsumsi ikan jelas berdampak positif. “Mengonsumsi makanan bervitamin jauh lebih penting daripada mengonsumsi suplemen,” ujarnya.

Chew pun menegaskan bahwa proses memburuknya penglihatan dapat lebih jauh ditanggulangi dengan mengonsumsi makanan lebih sehat. “Terlihat bahwa sejumlah makanan tertentu bekerja bahu-membahu,” ujarnya.

Ia menyarankan bahwa mengonsumsi ikan dua kali sepekan dan sayuran hijau beberapa kali per minggu baik bagi kesehatan mata.

Share :

Facebook Twitter Google+
Back To Top